NEW YORK, RABU - Harga minyak mentah melonjak 9 persen, didorong penguatan panjang (rally) pasar saham global serta laporan level minyak mentah AS yang secara terduga menyusut.
Harga minyak jenis light sweet pengiriman April di New York Mercantile Exchange RAbu (4/3) waktu setempat, ditutup naik 3,73 dollar AS pada 45,38 dollar AS per barrel. Ini merupakan level tertinggi dalam enam pekan terakhir.
Sementara minyak jenis brent di ICE Futures exchange London, bertambah 2,42 dollar AS menjadi 46,12 dollar AS per barrel.
Departemen Energi AS menyatakan cadangan minyak mentah anjlok 700.000 barrel atau 0,2 persen menjadi 350,6 juta barrel pada pekan lalu. Padahal para analis justru memperkirakan cadangan negara pengkonsumsi energi terbesar di dunia itu akan naik 2,2 juta barrel.
"Ini akan menjadi tahun yang goyah. Secara fundamental masih menyedihkan. Harga minyak tidak akan naik tanpa adanya sinyal bahwa perekonomian bangkit dari keterpurukan," sebut Kepala analis Oil Price Information Service, Tom Kloza.
Harga minyak juga terdorong oleh rencana China yang akan kembali menyuntikkan paket stimulus untuk menggairahkan perekonomian tirai bambu tersebut. Rencana tersebut juga menjadi bahan bakar pasar saham global untuk bangkit.
